Jakarta, Garudatimes.com – PT PAL Indonesia bersama Kementerian Pertahanan (Kemhan) melaksanakan prosesi keel laying atau peletakan lunas kapal Fregat Merah Putih kedua. Seremoni ini menandai tahap awal konstruksi kapal perang canggih yang dirancang untuk memperkuat pertahanan maritim Indonesia.
Direktur Produksi PT PAL Indonesia, Satriyo Bintoro, menjelaskan bahwa kapal ini memiliki kemampuan tempur lintas matra. “Kapal Fregat Merah Putih didesain dengan empat kemampuan utama, yaitu surface-to-surface warfare (peperangan antar kapal permukaan), surface-to-air warfare (serangan udara), surface-to-submarine warfare (peperangan kapal selam), dan electronic warfare (peperangan elektronik),” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Prosesi yang digelar di fasilitas Hanggar Kapal Selam Divisi Kapal Selam PT PAL Indonesia ini dipimpin oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Kemhan, Mayjen TNI Steverly C. Parengkuan, dan dihadiri sejumlah pejabat tinggi dari Kemhan, TNI Angkatan Laut, serta direksi dan manajemen PT PAL Indonesia.
Keel laying merupakan tahap penting dalam pembangunan kapal, di mana konstruksi utama badan kapal mulai diletakkan. Tahapan ini juga menjadi awal penghitungan usia kapal. Satriyo mengungkapkan, proses tersebut telah memenuhi regulasi internasional SOLAS (Safety of Life at Sea). “Pada tahap ini, berat blok yang telah selesai dirakit minimal mencapai 50 ton atau setara 1 persen dari total berat konstruksi kapal sekitar 2.778 ton,” jelasnya.
Proses pembangunan kapal ini berjalan lebih cepat dari jadwal yang semula ditargetkan selesai pada Maret 2025. “Progres ini menunjukkan deviasi positif dalam pembangunan Fregat Merah Putih kedua,” tambah Satriyo.
Fregat Merah Putih kedua dirancang dengan spesifikasi canggih, memiliki panjang 140 meter, lebar 19,75 meter, dan mampu melaju hingga kecepatan maksimum 28 knot. Kapal ini akan dilengkapi sistem manajemen tempur yang terintegrasi dengan sensor, senjata, dan komunikasi untuk memberikan efektivitas tempur optimal. Dengan teknologi tersebut, kapal dapat mendeteksi, melacak, dan menetralisir ancaman dengan presisi tinggi.
Steverly Parengkuan, mewakili Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari, menyatakan bahwa pengadaan fregat ini merupakan bagian dari upaya memperkuat pertahanan maritim Indonesia. “Fregat Merah Putih kedua ini tidak hanya memenuhi kebutuhan alutsista nasional, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam membangun industri pertahanan dalam negeri yang kuat dan mandiri,” katanya.
Selain memperkuat TNI Angkatan Laut dalam menjaga kedaulatan Indonesia, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan industri pertahanan nasional untuk memproduksi kapal perang serupa di masa depan. Pembangunan Fregat Merah Putih juga mencerminkan komitmen pemerintah dalam menciptakan ekosistem pertahanan yang berdaya saing global.