Jakarta, Garudatimes.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyampaikan rencana untuk membagikan buku-buku sastra secara gratis kepada anak-anak di Indonesia. Program ini akan berlangsung dalam kegiatan “Pak Menteri Ngariung,” yang bertujuan untuk mendengar langsung aspirasi para sastrawan dalam upaya mendukung perkembangan sastra di tanah air.
“Kami ingin memperbanyak bacaan non-teks di luar buku pelajaran, khususnya buku sastra. Harapannya, buku-buku ini dapat diterbitkan dan didistribusikan gratis untuk anak-anak,” ujar Abdul Mu’ti di Jakarta pada Jumat.
Ia berharap langkah ini dapat mendorong daya imajinasi anak-anak serta memupuk kecintaan pada sastra dan kebudayaan bangsa.
“Semoga dunia sastra kita terus berkembang, dan generasi muda semakin mencintai bangsa serta sesamanya melalui karya sastra yang mampu melembutkan hati sekaligus menerbangkan imajinasi mereka untuk meraih cita-cita yang tinggi,” tambahnya.
Dalam acara diskusi yang menjadi wadah bagi para sastrawan untuk menyampaikan gagasan, Abdul Mu’ti juga menekankan pentingnya sastra dalam memperkuat rasa cinta terhadap Bahasa Indonesia.
“Saya merasa terhormat bisa bertemu para penyair dan sastrawan hebat yang telah memberikan inspirasi kepada kami di kementerian untuk membangkitkan minat generasi muda agar lebih mencintai Bahasa Indonesia dan sastra sebagai bagian dari warisan budaya bangsa,” katanya.
Mu’ti kemudian mengenang beberapa karya sastra yang menjadi favoritnya sejak muda, yang ia anggap sangat berpengaruh dalam perjalanan hidupnya sebagai pecinta sastra.
“Dulu saya sangat menikmati trilogi Pak Ahmad Tohari, mulai dari Ronggeng Dukuh Paruk, juga Tenggelamnya Kapal Van der Wijk dan Di Bawah Lindungan Ka’bah. Puisi-puisi Pak Taufik Ismail yang sering saya baca di Horison, hingga puisi Pak Sutardji Calzoum Bachri dari O Amuk Kapak,” ungkapnya.
Diskusi ini juga dianggap sebagai langkah untuk menumbuhkan semangat membaca dan menulis sastra pada generasi muda, sehingga budaya literasi semakin berkembang di Indonesia.
“Kami ingin mendengar masukan dari para sastrawan untuk menghidupkan kembali semangat membaca dan menulis di kalangan anak-anak muda. Ini penting, terutama untuk membangun kembali karya sastra yang dapat membangkitkan semangat dan kontribusi generasi bangsa bagi negeri ini,” pungkas Abdul Mu’ti.