• PEWARTA NETWORK
Selasa, 17 Jun 2025
Garuda Times
No Result
View All Result
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Daerah
  • Advertorial
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Opini
  • Lainnya
  • Hiburan
    • Teknologi
    • Otomotif
    • Kesehatan
    • Wisata
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Daerah
  • Advertorial
  • Ekonomi
    • Bisnis
    • Keuangan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Opini
  • Lainnya
  • Hiburan
    • Teknologi
    • Otomotif
    • Kesehatan
    • Wisata
No Result
View All Result
Garuda Times
No Result
View All Result
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Daerah
  • Advertorial
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Opini
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Kesehatan
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Wisata
Home Ekonomi

Indonesia Siap Menuju Era Industri Berbasis Hidrogen Hijau

Yufi Puspita Sari by Yufi Puspita Sari
November 8, 2024
in Ekonomi, Teknologi
Indonesia Siap Menuju Era Industri Berbasis Hidrogen Hijau
0
SHARES
0
VIEWS

Jakarta, Garudatimes.com – Pada pukul 07.00 WIB, Jalan Lenteng Agung di Jakarta Selatan dipadati kendaraan yang menuju tempat kerja, sekolah, dan pasar. Kemacetan ini menggambarkan tingginya konsumsi bahan bakar di kota besar. Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2019, kemacetan di perkotaan menyebabkan pemborosan hingga 2,2 juta liter bensin per hari. Selain itu, gas buang kendaraan turut menjadi penyebab polusi udara yang diperparah oleh asap industri di sekitar Jakarta.

Menanggapi situasi tersebut, pemerintah telah menyiapkan peta jalan untuk pengembangan hidrogen hijau dengan target penerapan mulai 2025. Hidrogen hijau diproyeksikan akan mendukung upaya Indonesia mencapai emisi nol bersih pada 2050. Hidrogen jenis ini dihasilkan melalui proses elektrolisis, yang hanya memerlukan energi terbarukan, seperti angin, matahari, atau tenaga air, untuk memisahkan hidrogen dari air. Proses ini menghasilkan hidrogen dan oksigen tanpa emisi karbon, menjadikannya solusi ramah lingkungan.

Sebagai sumber energi berkelanjutan, hidrogen hijau berpotensi besar dalam mendukung sektor transportasi, listrik, dan industri. Hidrogen ini juga diharapkan dapat mengurangi jejak karbon terutama di industri berat yang sulit didekarbonisasi.

Dengan sumber energi terbarukan yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama dalam industri hidrogen hijau. Realisasi bahan bakar ramah lingkungan ini membutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah serta komitmen dari pelaku usaha sebagai pengguna utama.

Membangun Ekosistem Hidrogen Hijau

Baca Juga

Pemerintah Klaim Harga Beras Dunia Turun Setelah Indonesia Stop Impor Beras

Cukai Minuman Berpemanis Siap Berlaku di Semester II-2025

BPJamsostek Umumkan Jaminan Pensiun Cair di Usia 59 Tahun Mulai 2025

Pengembangan hidrogen hijau tidak bisa dilakukan tanpa adanya ekosistem yang solid, yang meliputi produksi, penyimpanan, distribusi, dan pemanfaatan hidrogen. Dalam hal ini, hidrogen hijau menjadi bagian utama dari ekosistem tersebut.

Baca Juga:  Mulai 2025, Layanan Premium Kesehatan dan Pendidikan Akan Dikenakan PPN 12%

Muhamad Alhaqurahman Isa, Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Usaha Aneka Energi Baru Terbarukan di Kementerian ESDM, mengungkapkan bahwa peta jalan hidrogen hijau telah dirancang dengan pendekatan berbasis permintaan. Berdasarkan proyeksi, kebutuhan hidrogen domestik pada 2060 diperkirakan mencapai 9,2 juta ton, sementara produksi bisa mencapai 17 juta ton, dengan sebagian untuk ekspor.

Inisiasi program ini akan dimulai pada 2025 hingga 2034, yang akan fokus pada penyusunan peta jalan, studi kelayakan, diskusi terarah, dan usulan insentif. Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan diharapkan mendorong efisiensi dan menekan biaya dalam ekosistem hidrogen hijau.

Potensi Energi Terbarukan untuk Menyokong Hidrogen Hijau

Institute for Essential Services Reform (IESR) menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang besar, mencapai 3.687 GW. Untuk memanfaatkan potensi ini, pengembangan rantai pasok manufaktur energi terbarukan sangat penting, agar energi hijau tersedia dengan harga yang lebih terjangkau dan berkelanjutan.

Dukungan pada teknologi seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) diperlukan untuk mencapai target tersebut. Potensi pasar untuk PLTS dan PLTB di Indonesia sangat tinggi, terutama dengan ketersediaan mineral kritis di dalam negeri.

Hilirisasi untuk Mendukung Pengembangan Energi Terbarukan

Farid Wijaya, Analis Senior Bahan dan Energi Terbarukan dari IESR, menyatakan bahwa pemerintah dapat memanfaatkan mineral kritis domestik sebagai bagian dari program hilirisasi. Hal ini mencakup pengembangan manufaktur untuk PLTS, turbin angin, dan baterai sebagai media penyimpanan energi listrik. Program ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan energi domestik, khususnya untuk PLTS dan PLTB, serta memperkuat pasar energi terbarukan lokal.

Dalam peta jalan menuju emisi nol sektor energi, Indonesia menargetkan kapasitas PLTS sebesar 115 GW pada 2060, dengan kebutuhan investasi sekitar 110,6 miliar dolar AS. Indonesia memiliki peluang untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan ini dari pasar dan industri domestik, yang selaras dengan tujuan pemerintah untuk memperkuat ekonomi nasional dengan pertumbuhan hingga delapan persen.

Baca Juga:  Pelindo Regional 4 Catat Peningkatan Kinerja Operasional Hingga 80 Persen

Rantai Pasok dan Pengembangan Industri

Rantai pasok untuk PLTS di Indonesia telah berkembang dibandingkan teknologi energi terbarukan lainnya. Melalui program hilirisasi barang tambang, yang dikategorikan sebagai mineral kritis, pengembangan manufaktur untuk baterai, modul surya, dan turbin angin dapat dipercepat. Hal ini akan mendorong ketahanan rantai pasok dalam mendukung adopsi energi terbarukan dan ketahanan energi nasional.

Farid menegaskan pentingnya pembentukan ekosistem energi terbarukan dengan kerangka kebijakan yang mendukung. Keberadaan regulasi yang jelas dapat memberikan rasa aman bagi investor, sementara peta jalan yang jelas akan memperkuat permintaan energi terbarukan di pasar domestik.

Langkah utama yang diperlukan saat ini mencakup penyusunan peta jalan untuk pemanfaatan energi terbarukan, insentif untuk industri terkait, serta kemudahan akses pembiayaan. Pemerintah juga diharapkan mengoptimalkan bahan baku domestik melalui program hilirisasi dan memperkuat kontrol atas pasar produksi.

Selain itu, pemerintah perlu menciptakan strategi agar energi terbarukan semakin terjangkau, mempromosikan produk manufaktur lokal, serta mengurangi subsidi energi fosil. Program Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) juga diharapkan diterapkan di berbagai instansi untuk mempercepat transisi menuju energi bersih.

Tags: bahan bakar ramah lingkunganhidrogen hijauprogram langit biru
ShareSendSharePin
Yufi Puspita Sari

Yufi Puspita Sari

Editor redaksi dan wartawan berpengalaman di Garuda Times, dikenal karena dedikasinya dalam menyajikan berita akurat dan informatif bagi pembaca

Berita Terkait

Pemerintah Klaim Harga Beras Dunia Turun Setelah Indonesia Stop Impor Beras
Dunia

Pemerintah Klaim Harga Beras Dunia Turun Setelah Indonesia Stop Impor Beras

Januari 13, 2025
Cukai Minuman Berpemanis Siap Berlaku di Semester II-2025
Ekonomi

Cukai Minuman Berpemanis Siap Berlaku di Semester II-2025

Januari 11, 2025
BPJamsostek Umumkan Jaminan Pensiun Cair di Usia 59 Tahun Mulai 2025
Ekonomi

BPJamsostek Umumkan Jaminan Pensiun Cair di Usia 59 Tahun Mulai 2025

Januari 9, 2025
Load More
Next Post
Presiden Prabowo Disambut Meriah oleh WNI Saat Kunjungan Kenegaraan di China

Presiden Prabowo Disambut Meriah oleh WNI Saat Kunjungan Kenegaraan di China

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Populer

  • Peluang Emas Kerja di Amerika Kini Lebih Dekat Bersama PT. Java Rent Mobilindo

    Peluang Emas Kerja di Amerika Kini Lebih Dekat Bersama PT. Java Rent Mobilindo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • English Education at Universitas PGRI Silampari Lubuklinggau: Preparing Students for the Global Era

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kenali Tanda-Tanda Bangunan Diserang Rayap dan Solusi Tepat Mengatasinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Viral! Ormas di Cirebon Grebek Warung Nasi Padang karena Paket Hemat, Netizen Beri Beragam Reaksi Lucu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Serangan Israel Terbaru Menewaskan 20 Warga Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Solusi Praktis Transaksi Digital: VCC Murah untuk Kebutuhan Pembayaran Online Anda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

PERUSAHAAN

PT Kolaborasi Pewarta Digital
AHU-003349.AH.01.30.Tahun 2023
NIB: 1401230031537
Ekosistem Media Online Indonesia
Email: redaksi@pewarta.net
WA: 0812 9000 7751 / 0812-9000-7752

Follow Us

PEWARTA NETWORK

Pewarta.co.id
SuaraNasional.id
Tajam.net
RepublikIndonesia.net
SwaraWarta.co.id
GerbangRakyat.com
IDNHits.com
IKNTimes.com
PelitaDigital.com
PelitaDigital.id
SamudraPikiran.com
WisataRakyat.com
Massa.id
KalimantanKini.com
RedaksiPost.com
PakarInfo.co.id
JadiProfesional.com
Nexzine.id
AlquranOnline.id


TERKINI MEDIA GROUP

IndonesiaTerkini.id
JatimTerkini.id
JatengTerkini.id
JogjaTerkini.id
BandungTerkini.id
SurabayaTerkini.id
MalangTerkini.id
BatuTerkini.id
JemberTerkini.id
BanyuwangiTerkini.id
MadiunTerkini.id
PacitanTerkini.id
NganjukTerkini.id
KediriTerkini.id
LamonganTerkini.id


REDAKSI

Tentang Kami
Hubungi Kami
Pedoman Media Siber
Privacy Policy
Disclaimer

TERVERIFIKASI

Trusted Media

Copyright © 2025 Pewarta Network - Indonesia Digital Media Ecosystem

No Result
View All Result
  • Home
  • Dunia
  • Nasional
  • Daerah
  • Advertorial
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Opini
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Kesehatan
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Wisata

Copyright © 2024 Garuda Times - All rights reserved