Nusa tenggara timur, Garudatimes.com – Erupsi Gunung Lewotobi di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah memaksa 8.431 jiwa mengungsi hingga Jumat (10/11). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan sejak pekan lalu, membuat warga di sekitar zona bahaya terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, Yanto Sulaiman, menyebutkan bahwa pengungsi berasal dari desa-desa yang berada dalam radius bahaya erupsi. “Para pengungsi sementara ditempatkan di posko-posko pengungsian yang tersebar di berbagai titik aman,” kata Yanto. Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah bersama relawan dan TNI/Polri terus berupaya memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, seperti pangan, air bersih, serta layanan kesehatan.
Erupsi Gunung Lewotobi, yang memiliki ketinggian sekitar 1.703 meter di atas permukaan laut, diawali dengan semburan abu vulkanik setinggi 1.500 meter. Dampaknya tidak hanya membuat udara di sekitar wilayah tersebut tercemar abu, tetapi juga mengancam sektor pertanian dan peternakan setempat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa langkah-langkah mitigasi terus diintensifkan guna mencegah kerugian lebih lanjut dan meminimalisir risiko bagi masyarakat terdampak. “Kami sudah mengeluarkan peringatan untuk menghindari aktivitas di zona merah yang berpotensi terdampak langsung dari erupsi,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto. Ia menegaskan agar warga tetap waspada dan mematuhi arahan pihak berwenang.
Sementara itu, PVMBG masih menetapkan status Gunung Lewotobi pada level III atau “Siaga”. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada, serta segera melapor jika terjadi perubahan kondisi di sekitar gunung. PVMBG juga terus melakukan pemantauan intensif terhadap aktivitas vulkanik dan siap memberikan informasi terkini untuk memastikan keselamatan warga.
Pemerintah Kabupaten Flores Timur dan sejumlah lembaga kemanusiaan terus bersinergi dalam penyaluran bantuan. Relawan dari berbagai organisasi telah dikerahkan untuk membantu evakuasi, distribusi bantuan, serta pengelolaan posko pengungsian yang menjadi rumah sementara bagi ribuan jiwa yang terdampak.
Erupsi ini bukan pertama kali terjadi di Gunung Lewotobi. Sebagai salah satu gunung berapi aktif di NTT, Lewotobi memiliki sejarah erupsi yang cukup sering, sehingga masyarakat di sekitarnya sudah dilatih untuk sigap menghadapi situasi darurat semacam ini.
Masyarakat di wilayah sekitar diharapkan tetap waspada terhadap kemungkinan lanjutan dari erupsi ini dan siap untuk menerima informasi lebih lanjut dari pemerintah atau pihak berwenang.