Supir Beralih Profesi Saat Ramadan
Di bulan Ramadan ini, ada cerita menarik dari Abdullah, seorang supir taksi online di Jakarta. Abdullah memilih beralih profesi menjadi penjual gorengan. Keputusan tersebut diambil dengan tujuan menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya selama bulan suci ini.
Keputusan ini tidak diambil secara tiba-tiba. Abdullah telah merencanakannya sejak lama. Setiap Ramadan tiba, pendapatannya sebagai supir taksi online cenderung menurun. Oleh karena itu, ia bertekad mencoba peruntungan dengan berdagang makanan yang pasti diburu banyak orang saat berbuka puasa.
Gorengan, Jajanan Favorit Saat Berbuka
Gorengan menjadi salah satu jajanan favorit masyarakat Indonesia saat berbuka puasa. Mulai dari tempe mendoan, risoles, hingga pisang goreng, semuanya diminati. Abdullah sangat memahami peluang ini. Ia mulai menjajakan dagangannya dari pukul 15.00 WIB hingga waktu berbuka tiba.
Setiap hari, Abdullah menempati salah satu sudut jalan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Dengan meja sederhana dan etalase kaca untuk gorengannya, ia siap melayani para pelanggan. “Keuntungannya lumayan, setiap hari bisa bawa pulang jutaan rupiah,” ujarnya sambil tersenyum.
Berjuang dari Pagi Hingga Larut Malam
Semangat Abdullah dalam berjualan terasa luar biasa. Pagi hari, ia sudah memulai aktivitas dengan menyiapkan bahan-bahan yang akan dijual. Bersama istrinya, ia mengolah adonan dan mulai menggoreng satu per satu jenis gorengan.
“Meski capek, tapi ini usaha kami untuk meraih rezeki. Alhamdulillah hasilnya memuaskan,” tambah Abdullah. Ia menyebutkan dalam sehari bisa menghabiskan hingga 20 kilogram tepung dan sekitar 50 liter minyak goreng.
Dukungan Keluarga dan Relasi yang Luas
Tidak hanya keluarga yang mendukung usahanya, relasi dari dunia supir online juga turut berperan. Teman-teman sesama supir sering mempromosikan dagangan Abdullah kepada penumpang dan rekan-rekan mereka. Dukungan tersebut membuat dagangan Abdullah dikenal lebih luas.
Bukan hanya dari sisi pelanggan, para pemilik kios bahan baku gorengan pun memberikan harga khusus kepada Abdullah. Ini menjadi keuntungan tersendiri sehingga ia mampu menjual dengan harga kompetitif namun tetap menguntungkan.
Tantangan dan Harapan Kedepan
Namun, berdagang tentu tidak luput dari tantangan. Pemesanan dalam jumlah besar dari restoran dan katering sering kali menuntut Abdullah dan istrinya bekerja lebih ekstra. “Kadang kewalahan, tapi inilah tantangan kami,” terang Abdullah.
Ke depan, Abdullah berharap usahanya bisa tetap berlanjut meskipun Ramadan usai. Ia berencana menambah variasi gorengan dan mungkin juga menjajakan minuman segar untuk mendukung menu gorengannya.
Abdullah adalah contoh nyata bagaimana semangat dan ketekunan mampu mengubah tantangan menjadi peluang emas. Ramadan ini, ia bukan hanya menjalankan ibadah, tetapi juga menjemput rezeki dengan cara yang halal dan penuh berkah.