Jayapura, Garudatimes.com – Pemerintah Kabupaten Jayapura, melalui Dinas Kesehatan, berkomitmen memberikan penanganan optimal kepada 1.022 pasien tuberkulosis (TBC) yang saat ini tengah menjalani pengobatan di wilayah tersebut.
Sejak Januari hingga September 2024, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura telah menangani pasien TBC di 22 puskesmas dan rumah sakit di daerah itu. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang, menyampaikan bahwa laporan penanganan pasien ini telah disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah.
“Kami sudah melaporkan ke Kemendagri bahwa penanganan terhadap 1.022 pasien TBC dilakukan sesuai standar kesehatan. Harapannya, pengobatan ini bisa memberikan kesembuhan bagi mereka,” ujar Edward di Sentani, Jumat (8/11/2024).
Meski demikian, Edward mengungkapkan bahwa pengobatan pasien TBC baru mencakup sekitar 60 persen dari jumlah suspek yang seharusnya ditemukan dan ditangani.
“Berdasarkan data populasi Kabupaten Jayapura yang mencapai 203.152 jiwa, estimasi jumlah suspek TBC seharusnya sekitar 2.180 orang. Namun, baru 1.022 pasien yang telah kami tangani sejauh ini,” jelasnya.
Edward menambahkan bahwa kendala dalam menemukan sisa suspek TBC disebabkan oleh terbatasnya akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan rendahnya kesadaran untuk memeriksakan diri. Upaya komprehensif untuk menjangkau pasien yang belum teridentifikasi akan terus dilakukan agar dapat segera mendapatkan pengobatan yang diperlukan.
Selain itu, langkah-langkah penanganan TBC di Kabupaten Jayapura telah diperkuat melalui desentralisasi layanan, di mana seluruh puskesmas kini mampu memberikan pengobatan TBC dan menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan.
“Pengobatan TBC tidak hanya terpusat di kota. Seluruh puskesmas di Kabupaten Jayapura kini sudah dilengkapi tenaga medis yang kompeten, termasuk dokter dan perawat, sehingga pasien dapat diobati di fasilitas kesehatan terdekat,” tutup Edward.
Dengan berbagai langkah ini, Pemkab Jayapura berharap dapat meningkatkan layanan kesehatan untuk mengendalikan penyebaran TBC di wilayah tersebut serta meningkatkan angka kesembuhan pasien.